Akhir-akhir ini gencar pemberitaan maskapai Merpati yang berada diambang kebangkrutan. Sebenarnya apa yang terjadi? Merpati Nusantara Airlines berambisi ingin mengikut jejak Garuda Indonesia . Namun keinginannya tersebut sepertinya hanya tinggal mimpi belaka. Karena permasalahan internal di tubuh Merpati. Masakapi ini mulai ditinggalkan pejabat-pejabatnya . Setiap pergantian pejabat Merpati selalu memulai dengan nol dengan ide-ide barunya dan membuang ide-ide lamanya, ungkap pengamat BUMN Said Didu. Dan permasalahan terbesar adalah lilitan hutang. Maskapai ini diprediksi tidak akan pernah bisa bangkit, beban hutang yang mencapai Rp 6,7 triliun dan itu belum termasuk tunggakan lain ke sesama BUMN ataupun swasta untuk avtur dan premi asuransi.
Izin Merpati pun sudah siap dibekukan. Karena sudah tidak mampu lagi, kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti. Kondisinya sudah sangat buruk. Kondisi keuangan sudah tidak menunjang dan tidak ada prospek untuk bangkit kembali. Pada awalnya dari pihak Kementerian Perhubungan akan menunggu dalam waktu sebulan kedepan dan melihat perkembangan bisnisny serta melakukan pengkajian seberapa jauh maskapai ini dapat bertahan ditengah problematika permasalahan yang sedang menimpanya. Situasi Merpati sudah semakin memprihatinkan. Akhir pekan lalu, 50 pilot mengundurkan diri. Mereka mengaku belum digaji sejak 26 Desember 2013. Maskapai berdiri pada 6 September 1962 ini tinggal memiliki 178 pilot.
Kini semakin jelas, Menteri BUMN Dahlan Iskan seorang diri menyelamatkan PT Merpati Nusantara Airlines. Maskapai itu tidak mendapatkan dukungan dari unsur pemerintah lainnya. Salah satu penyelamat yang diharapkan adalah Menteri Keuangan Chatib Basri. Namun beliau mengaku belum dapat melakukan apapun. Seandainya bendahara negara itu meneken surat yang dibutuhkan, maka rencana melego dua anak usaha Merpati yaitu PT MMF dan PT MTC ke investor atau BUMN lainnya bisa memberi sedikit celah kebangkitan. Tapi kenyataanny, menkeu tidak dapat berbuat apa-apa karena Dahlan Iskan belum memberi saran untuk mengambil kebijakan-kebijakan tertentu.
Ketua Forum Pegawai Merpati Sudiyarto menceritakan bahwa kondisi buruk dialami Merpati di era kepemimpinan Rudi Setyopurnomo. Kinerja perusahaan semakin parah. Rudy Sudiyarto beberapa kali terdapat konflik dengan karyawannya Di Era kepemimpinan Rudi Setyopurnomo sebenarnya sudah pernah mendapat suntikan modal dari Penyertaan Modal Negara, tapi tetap saja kinerja tidak seperti yang diharapkan.
Di sisi lain, Hatta Rajasa selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian juga mengungkapkan tidak puas dengan kinerja Direktur Utama Merpati Asep Eka Nugraha. Sama dengan yang dialami masa kepemimpinan Rudi Setyopurnomo. Asep Eka Nugraha baru enam bulan duduk sebagai bos perusahaan Merpati. Dalam pandangan karyawan, beliau kurang mahir menjadi direktur utama. Beliau dinilai tidak bisa mengambil keputusan dan kebijakan.
Salah satu cara agar tetap bisa bertahan menurut Praktisi Penerbangan Arista Atmadjati adalah dengan memfokuskan pelayanan penerbangan feeder, sebab tidak banyak maskapai yang melayani rute ini, ungkapnya. Di kawasan Indonesia timur sendiri sebenarnya banyak terdapat bandara-bandara kecil tapi sedikit yang mau melayani. Jika Merpati mau mengambil kesempatan ini, bisa saja ini merupakan ujung tombak awal dari kebangkitan sang maskapai.
0 komentar:
Posting Komentar